TABARUK


Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku melaksanakan shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. (QS Maryam (19):31)
Tabaruk berarti mengharap keberkahan pada orang suci atau benda-benda yang berhubungan dengan orang suci itu. Kebiasaan ini sudah lama menghilang karena orang-orang modern menganggapnya sebagai tindakan yang mengarah pada kemusrikan. Dan biasanya, kondisi ini berlaku di lingkungan pesantren, atau masyarakat yang masih memegang kuat tradisi kepesantrenan.
Dulu, ketika orang-orang masih berpikir sederhana, tabaruk biasa dilakukan, misalnya, segera setelah seorang kiai berceramah, segerombolan santri berebut mencium tangannya, mengambil sisa air minumnya (untuk diminum atau diusapkan ke embun-embun), atau sekadar menciumi aroma minyak wangi sang kiai. Bila mereka ditanya untuk apa, jawabannya agar kecipratan kesalehan yang dimiliki kiai, atau agar ilmunya menempel walau sedikit, sementara yang lain biasanya mengatakan , “Agar hidup ini penuh keberuntungan”,
Tabaruk adalah kegiatan mengharap berkah, sedangkan berkah bermakna bertambahnya kebaikan dan kemanfaatan dari sesuatu. Bila suatu benda memiliki 5 kebaikan, benda itu menjadi berkah ketika nilai kebaikannya menjadi 10 atau 100. Diri ini memiliki potensi kesalehan, keilmuan, atau keberuntungan rezeki, namun dalam ukuran yang masih terbatas (bisa dihitung dengan jari). Melalui kegiatan tabaruk, ada harapan bahwa potensi-potensi terbatas itu akan mengembang menjadi berlimpah.
Kenapa harus memburu berkah kepada orang suci. Ya, karena mereka memiliki kesalehan dan ilmu, sama dengan memiliki cahaya yang berpendar-pendar, atau sama seperti sebuah sumber minyak wangi. Siapa yang menyentuhnya, aroma minyak wanginya akan menempel dan terbawa hingga beberapa hari.
Kegiatan serupa sebenarnya sering kali terjadi atau berlangsung di kalangan anak-anak ABG, misalnya ketika selebriti datang ke kotanya, atau begitu mereka berdekatan dengan selebriti, para ABG akan mendekati seleb itu untuk sekadar menyentuh tangannya, ingin foto bareng. Tujuannya tiada lain berharap kecipratan keren dan lain sebagainya. Lalu tangan yang pernah menyentuh tangan selebritis itu akan terasa berharga, telah ikut menjadi bagian dari ketenangan seorang seleb walaupun hanya beberapa detik. Inilah tabaruk ala ABG.
Tentu saja dua tabaruk ini berbeda. Para santri berebut tabaruk karena kekaguman pada kualitas rohani (kesabaran, ketangguhan dalam iman, kesalehan, keimanan, dan kualitas spiritual lainnya), sedangkan sebagian ABG mengharapkan kualitas fisikal saja.
Tabaruk lebih condong kepada mendapat kebaikan orang shaleh.
Copy from: The Secret mengungkap segala rahasia hidup for Teens, Bambang Q-Anees .2009.


0 comments:

Posting Komentar

 

LIBRARI Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger